Minggu, 18 Desember 2016

Agama dan Masyarakat Desa Ujunggebang





Desa Ujunggebang secara administratif berada di wilayah kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu. Desa ini merupakan desa yang hampir berbatasan langsung dengan Subang . Sebagai daerah perbatasan Ujunggebang memiliki beberapa spot tempat yang penduduknya masih menggunakan bahasa Jawa.
Sebagian besar masyarakat Ujunggebang menganut Islam. Hal ini ditandai dengan berdirinya beberapa masjid yang ditempatkan di setiap dusun yang masuk di wilayah Ujunggebang. Selain bangunan fisik masjid, beberapa tajug (mushola) juga dibangun di beberapa RT, dan Madrasah (sekolah agama)  untuk menunjang aktivitas Islam yang lebih dekat dengan masyarakat. Banyaknya sarana prasarana yang menunjang kegiatan keagamaan disini menandakan perhatian masyarakat begitu besar terhadap bidang agama.
Masjid Raya Desa Ujunggebang (seperti inilah wargaUjunggebang menyebutnya) adalah masjid pusat yang terletak di tengah Pusat pemerintahan DesaUjunggebang . Masjid yang bernama Masjid Jami baiturrohim ini berada di dusun dengan luas wilayah yang paling luas dan penduduk paling padat, tepatnya di Dusun Cilega. Lokasi masjid yang berdekatan dengan balai desa inilah yang membuat masjid Jami baiturrohim ini dijadikan pusat kegiatan keagamaan tingkat Desa.
Lebih rincinya, keagamaan di desa Ujunggebang masih menjadi pedoman berkehidupan di masyarakat. Baik dalam kehidupan sosial secara umum, ataupun masalah kerohanian secara khususnya. Disini, agama juga memiliki peran yang cukup besar dalam melindungi masyarakatnya dari keborokan moral perkembangan zaman.
Tidak bisa dipungkiri, perkembangan pengaruh agama di desa ini terlambat bila dibandingkan dengan perkembangan agama di daerah lain. Bisa dibilang, baru berselang dua-tiga dekade lebih pengaruh agama Islam bisa sampai menjelma menjadi benteng moral dan sosial bagi masyarakat disini. Sebelum itu, masyarakat disini belum menggunakan agama sebagai pedoman berkehidupan mereka.
Terlepas dari poin sebelumnya, agama di desa Ujunggebang seolah telah melekat menjadi sebuah budaya. Hal ini didukung oleh warga Ujunggebnag yang homogen dalam masalah agama, baik dari cara pandang maupun cara pengapikasiannya. Sehingga disini, masyarakat mampu memadukan agama dan budaya menjadi sebuah sumber untuk menjaga moral generasi muda di desa ini. Kondisi keagamaan di desa Ujunggebang masih memungkinkan untuk menjaga moral generasi mudanya dalam satu dekade kedepan, seiring dengan dukungan dari semua elemen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar